Jumat, 27 Februari 2015

Zetria Edison Berhasil Membuat Monisfar Terperangah

Zetria Edison..... Yaps itulah nama aslinya. Tokoh pemuda Jorong Surau Kamba Nagari Ampang Gadang kelahiran 47 tahun silam tersebut berhasil membuat Monisfar, S.Sos selaku Kepala BP4K2P Kabupaten Agam terperangah sekaligus kagum akan usaha yang dijalankannya. Bagaimana tidak, saat memasuki kebun milik St. Bandaro Kayo (panggilan sehari-seharinya) ini, tubuh Monisfar hilang ditutupi rimbunnya tanaman cabe miliknya.
Jika kita melongok ke kebun Zetria tersebut, kita tentu akan berpikir, bagaimana dia mengolah lahan yang luasnya saja tidak sampai seperempat Ha itu bisa membuat gerah dan iri petani lain.
Pola tanam yang dilakukan Zetria adalah mampu memanfaatkan lahan pertaniannya dengan semaksimal mungkin. Salah satu teknik yag dilakukan adalah berhasil menumpang sarikan beberapa jenis tanaman palawija dalam satu lahan diantaranya cabe, jagung, tomat, bawang daun, kacang polong dan semangka. Mau mendengarkan informasi yang disampaikan oleh PPL dan pengalaman dilapangan Zetria berhasil melakukannya. Hasil nyatanya, Zetria tidak pernah kekurangan sayuran untuk dijual ke Pasar Aur Kuning yang artinya perekonomiannya dinilai sudah mencukupi.
Zetria menuturkan tumpang sari yang sudah panen adalah sayur manis yang ditanam di pinggir petakan, sementara jagung yang ditanam dengan jarak 3-4 meter dan tomat yang ditanam berdampingan dengan cabe juga sudah hampir panen terakhir. Begitu juga bawang daun yang juga akan segera dipanen.
Senada dengan hal tersebut, Monisfar menuturkan satu hal yang unik dari tumpang sari kebun milik Zetria inia adalah semangka yang ditanam dibawah tanaman cabe. Gagangnya dibiarkan menjalar diatas mulsa plastik. Walaupun masih sekedar percobaan, namun semangka tersebut telah menghasilkan buah yang mampu menambah nilai ekonomis.
Zetria menghimbau para petani untuk menerapkan apa yang telah dilakukannya di lahan mereka. “Cubo kito caliak, tumpang sari hampia habih lado lah mulo masak dan dipanen. Kalau bisa para petani nan biaso mananam padi disemua lahan garapannya maka untuak maso katibo mari kito jadikan 1 atau 2 petak lahannya untuk ditanami tanaman palawija” pungkasnya (Sang T).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar