
Jika kita melongok ke kebun
Zetria tersebut, kita tentu akan berpikir, bagaimana dia mengolah lahan yang
luasnya saja tidak sampai seperempat Ha itu bisa membuat gerah dan iri petani
lain.
Pola tanam yang dilakukan Zetria
adalah mampu memanfaatkan lahan pertaniannya dengan semaksimal mungkin. Salah
satu teknik yag dilakukan adalah berhasil menumpang sarikan beberapa jenis
tanaman palawija dalam satu lahan diantaranya cabe, jagung, tomat, bawang daun,
kacang polong dan semangka. Mau mendengarkan informasi yang disampaikan oleh
PPL dan pengalaman dilapangan Zetria berhasil melakukannya. Hasil nyatanya,
Zetria tidak pernah kekurangan sayuran untuk dijual ke Pasar Aur Kuning yang
artinya perekonomiannya dinilai sudah mencukupi.

Senada dengan hal tersebut,
Monisfar menuturkan satu hal yang unik dari tumpang sari kebun milik Zetria
inia adalah semangka yang ditanam dibawah tanaman cabe. Gagangnya dibiarkan
menjalar diatas mulsa plastik. Walaupun masih sekedar percobaan, namun semangka
tersebut telah menghasilkan buah yang mampu menambah nilai ekonomis.
Zetria
menghimbau para petani untuk menerapkan apa yang telah dilakukannya di lahan
mereka. “Cubo kito caliak, tumpang sari hampia habih lado lah mulo masak dan
dipanen. Kalau bisa para petani nan biaso mananam padi
disemua lahan garapannya maka untuak maso katibo mari kito jadikan 1 atau 2
petak lahannya untuk ditanami tanaman palawija” pungkasnya (Sang T).