Tidak
adanya air yang mengalir pada saluran irigasi di Jorong Tigo Jorong Nagari Batu
Taba tak lantas menyurutkan semangat anggota kelompoktani Tunas Harapan untuk
tetap aktif berkegiatan. Lahan sawah yang seharusnya ditanami padi disulap
menjadi hamparan ubi jalar.
Ubi yang ditanami adalah jenis Ubi Bogor
Kuning dengan umur panen lebih kurang 6 bulan. Ubi jenis ini dipilih karena
harga jualnya cukup tinggi, yaitu sekitar Rp. 6000/kg bila dibandingkan dengan ubi
biasa, yaitu sekitar 2000-4000 per
kilonya.
Salah satu hal yang penting dalam
budidaya ubi jalar ini adalah pemupukan, meski masih menggunakan pupuk urea,
namun kelompok yang diketuai oleh bapak Zainuddin ini mulai tertarik dengan
pertanian organik. Hal ini terbukti dengan banyaknya musuh alami seperti
capung, laba-laba, ngengat dan sebagainya. Banyaknya ulat juga membuktikan
bahwa kelompok tidak melakukan penyemprotan dengan pestisida buatan.
Kondisi tersebut di atas sebenarnya
membuat petani dilema, karena pada satu sisi petani ingin melaksanakan kegiatan
organik, namun di sisi lain serangan hama ulat yang cukup banyak membuat petani
lebih memilih pestisida buatan.
Mengatasi hal tersebut, Nova Mustika, S.TP
selaku PPL Nagari Batu Taba akan berupaya mencarikan solusi dengan
berkoordinasi dengan petugas PHP-POPT Kecamatan.
Selain itu, Nova Mustika,S.TP juga akan
berupaya untuk mengarahkan kelompok ini menjadi kelompok organik serta akan
memberikan penyuluhan tentang pertanian organik termasuk pembuatan kompos, pemanfaatan
agen hayati dan segala sesuatu tentang pertanian organik, tentunya........ (Ophe).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar