Yose Elfiranto, SST selaku Penyuluh Peternakan Kecamatan Ampek Angkek menyatakan bahwa peternakan
merupakan suatu bidang usaha yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat.
Sektor ini selalu terus dikembangkan melalui pengembangan teknologi dan
informasi yang selanjutnya ditransfer oleh para penyuluh ke tingkat
petani/peternak yang merupakan pelaksana atau pelaku utama kegiatan peternakan untuk diterapkan dalam kegiatan
usaha.
Untuk mendukung pembangunan ekonomi pertanian khususnya dalam era
otonomi daerah dan dalam rangka mendukung pelaksanaan sistem penyuluhan yang
bertujuan melakukan pemberdayaan petani dan keluarganya (UU Nomor 16 Tahun
2006), perlu dilakukan gerakan-gerakan sistem penyuluhan yang bersifat
kelembagaan, ketenagaan, penyelenggaraan dan penyediaan sarana dan prasarana
penyuluhan sehingga tumbuh kemandirian petani dan keprofesionalisan penyuluh
terkait dengan sistem penyuluhan yang disusun dalam sebuah perencanaan.
Wilayah Kecamatan Ampek Angkek mempunyai potensi yang sangat mendukung untuk sektor usaha peternakan. Masyarakat setempat sudah
terbiasa turun temurun dalam memelihara usaha peternakan pembibitan sapi
Simmental. Dengan dukungan beberapa faktor seperti: SDM peternak yang cukup
baik, kerjasama yang saling mendukung antara peternak dan petugas, wilayah ini
sangat berpotensi menjadi basis peternakan di Kabupaten Agam. Selain hal tersebut, Kecamatan Ampek
Angkek merupakan salah satu kawasan Agropolitan di Indonesia umumnya, dan
Kabupaten Agam khususnya.
Umumnya usaha peternakan di Kecamatan Ampek Angkek adalah
dominan pembibitan sapi Simmental (pemeliharaan sapi betina). Selain itu juga banyak dijumpai peternak
kambing. Kecamatan Ampek Angkek merupakan gudang ternak untuk kawasan Agam dan
Bukittinggi. Potensi
pengembangan usaha peternakan sapi di Kecamatan Ampek Angkek didukung oleh
ketersediaan lahan rumput dan budaya masyarakat yang telah beternak turun
temurun.
Sementara itu ternak unggas yang dipelihara adalah ayam
broiler, ayam kampung, puyuh dan itik. Usaha ternak ayam broiler telah mulai
berkembang secara baik dan intensif. Pemeliharaan ternak unggas umumnya
dilakukan secara tradisional, ternak dibiarkan diumbar begitu saja. Peternakan
itik telah mulai dikelola secara semi intensif oleh peternak dan kelompok.
Ternak itik sudah mulai dikurung dan diberi pakan olahan sendiri. Peternak juga
sudah mulai menggunakan mesin tetas telur untuk meningkatkan pengolahan pasca
panen.
Usaha peternakan di Kecamatan Ampek Angkek tersebar
mayoritas pada wilayah Nagari Panampuang, Lambah dan Biaro Gadang. Secara
dominan mata pencaharian penduduk pada Nagari Balai Gurah, Ampang Gadang, Batu
Taba dan Pasia adalah bertani dan bordiran/sulaman yang terkenal dengan sulaman
Ampek Angkek. Peternakan masih merupakan usaha sampingan yang dikelola secara
tradisional dan minim sentuhan teknologi dan informasi sehingga hasil yang
diharapkan masih rendah dan tidak sesuai dengan analisa kelayakan usaha. Hal
ini menyebabkan sektor peternakan di wilayah tersebut belum menjadi andalan
peternak dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari (Sang T).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar