Kamis, 24 April 2014

Teknologi Padi Salibu



Teknologi Padi Salibu
Oleh: Wira Nofalia, STP
Berawal dari Inisiasi Petani.
Salah satu upaya untuk mencapai swasembada beras dan surplus beras 10 juta ton adalah kegiatan peningkatan produktivitas padi melalui intensifikasi budidaya padi. Salibu merupakan suatu terminologi yang identik dengan ratoon, sehingga bicara padi salibu (bahasa sunda turiang) merupakan padi yang tumbuh disela - sela sisa batang jerami yang dipotong setelah  panen, sehingga tunas akan muncul dari ruas bonggol jerami padi yang tersisa . Sebenarnya masyarakat petani sudah lama mengetahui kalau padi yang dipotong, pokok/ bonggol tanamannya akan mengeluarkan tunas baru, namun sayangnya mereka tidak mengelolanya dengan baik, karena kenyataannya akan memberikan padi yang hampa.
Sistim pertanaman padi salibu adalah satu inovasi   pertanaman padi yang muncul dari petani di kabupaten Tanah Datar, Khususnya petani Kecamatan Lima Kaum sebelum dikembangkan oleh BPTP Sukarami dengan petani di Nagari Tabek. Dengan sistim ini, petani tidak perlu lagi mengolah tanah saat tanam kedua kalinya, cukup dengan memotong batang padi yang tinggal setelah panen dan membesarkan anak padi yang tumbuh pada batang-batang padi tersebut.
Keuntungan budidaya padi Tekologi Salibu adalah waktu panen  relative lebih pendek (80-90% dari tanaman induk/ tanam pindah), kebutuhan air lebih sedikit (30-40%) dibanding tanaman pindah , meningkatkan produksi padi melalui peningkatan Ip (Indek panen), biaya produksi lebih rendah karena penghematan pada biaya pengolahan tanah, tanam dan bibit, serta dapat mempertahankan kemurnian benih. Dampak lainnya adalah peluang pengembalian bahan organik (jerami) lebih besar terutama dari sisa potongan jerami  setelah panen, sehingga bagi daerah yang kekurangan tenaga kerja teknologi salibu sangat membantu.
DEMPLOT PADI SALIBU KECAMATAN AMPEK ANGKEK
Demplot padi Salibu dilaksanakan bersama petani di Jorong Pilubang Nagari Biaro Gadang Kecamatan Ampek Angkek pada Kelompoktani Makmur Tani. Tanggal pemotongan dilaksanakan pada tanggal 27 Januari 2014. Kondisi pertanaman saat ini sudah memasuki masa Primordia. Dibandingkan dengan sistim tanam pindah umurnya lebih cepat, yang seharusnya baru mulai berbunga. Diperkirakan +  1 bulan lagi akan dapat di panen.
Demplot ini hanya salah satu dari kegiatan budidaya padi Salibu, dan masih ada lagi lokasi lain di Kecamatan Ampek Angkek yang membudidayakan padi Teknologi Salibu ini.

Senin, 21 April 2014

Profil "Ridwan Mukhtar", Calon Petani/Peternak Teladan UPT BP4K2P Kecamatan Ampek Angkek



Riwayat Hidup
Profil "Ridwan Mukhtar", Calon Petani/Peternak Teladan
UPT BP4K2P Kecamatan Ampek Angkek


Ridwan, peternak berusia 56 tahun ini adalah sosok peternak yang tergabung dalam Kelompoktani Subur Jorong Ampang Gadang, Nagari Ampang Gadang, Kecamatan Ampek Angkek. Lahir pada tanggal 7 Agustus 1956 dan menikah dengan Yelmi, dikaruniai empat orang putra/putri bernama Rahma Novia (UNAND), Putri Suci Ramadhani (SMK), Raihan Adha (SD) dan M. Alfareza (SD).
 Pengalaman beternak mulai akhir 90-an, dengan komoditas itik petelur. Motivasi untuk maju begitu tinggi, sehingga tidak malu untuk bertanya kesana kemari, dan belajar dari pengalaman dan praktek yang dilakukan. Ilmu yang didapat sebagian telah diterapkan dan berhasil, seperti penerapan teknologi penambahan Feed Supplement dan perangsang telur dan pengolahan pakan lokalita secara sendiri.
Dalam kiprahnya sebagai peternak, banyak berinteraksi dengan berbagai kalangan termasuk dengan para pengumpul telur dan toke itik yang ada, termasuk kios/warung-warung yang ada sebagai penampung telur itik yang dihasilkan.
Sejarah Usaha          
Pada awalnya Ridwan merantau dan hidup di Jakarta. Namun dekade 90-an, Ridwan pulang kampung dan mulai berusaha bertani sawah di kampung halaman di Jorong Ampang Gadang. Namun hasil yang diperoleh tidaklah mencukupi untuk biaya sekolah anak-anaknya. Sawah yang digarap adalah sawah orang lain, hasilnya dibagi dengan pemilik. Selain itu sawah tersebut juga sering diserang tikus dan keong mas, sehingga hasilnya kurang.
Informasi dikumpulkan guna mencari peluang, baik melalui media televisi maupun dari pembicaraan secara lisan dengan sesama petani. Daerah Aia tabit adalah daerah hamparan sawah. Berdasarkan hal tersebut, Ridwan menyadari bahwa banyak peluang usaha yang dapat dikembangkan untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.
Sebagai upaya pertama akhirnya diputuskan oleh Ridwan untuk menambah usaha budidaya itik yang digembalakan diantara lahan sawah yang dikelola dengan modal awal yang dikumpulkan. Dari modal yang sedikit tersebut, Ridwan mulai merangkak mengembangkan usaha budidaya itik petelurnya dengan membeli bibit dari Itik Kamang    yang merupakan unggulan Kabupaten Agam. Hasilnya, itik-itik tersebut mulai berproduksi sehingga dapat mengurangi pengeluaran untuk biaya makan sehari-hari.
Berdasarkan pengalaman tersebut, Ridwan pun mencoba menambah populasi ternak itiknya dan mulai berpikir untuk mengembangkan usahanya menjadi lebih maju dan memelihara secara insentif. Ternak itikpun ditambah jumlahnya dan Ridwan mengorbankan lahan sawahnya untuk dijadikan kolam tempat bermain itiknya. Sekarang Ridwan dapat menikmati hasilnya. Anak-anaknya pun telah sekolah dan bahkan ada yang telah masuk perguruan tinggi (UNAND). Hasil ini diperoleh dari jerih payah dan mau belajar dari pengalaman. Hal ini ternyata memberikan ketertarikan bagi petani lain. Sampai dengan saat ini sudah banyak petani yang mengikuti jejak beliau dalam beternak itik.
Saat ini populasi ternak itik Ridwan mencapai 300 ekor, dan dipelihara secara semi intensif di lahan sawah yang dikorbankan untuk pemeliharaan itik petelur. Produksi telur itik Ridwan saat ini baru mencapai 50 % dari populasi, ini disebabkan umur itik yang tak beragam. Diharapkan dengan penerapan uji teknologi yang disarankan Penyuluh Peternakan dapat meningkatkan produktivitas itik sampai 80 %.
Tahun 2005 berdasarkan kesamaan kepentingan dan kebutuhan, para petani di Aia Tabik ini bersepakat membentuk kelompoktani guna memudahkan pelayanan dan informasi. Pembentukan kelompok ini sangat disambut baik oleh masyarakat. Namun pada kepengurusan pertama kurang berjalan sehingga dilaksanakan revitalisasi kepengurusan. Kelompoktani Subur kemudian dibentuk sub sektor peternakannya dan Ridwan terpilih menjadi Ketua sub sektor peternakan Kelompok Subur. Bersama dengan beberapa pengurus dan anggotanya, kelompok ini akhirnya berkembang dan menjadi salah satu kelompok andalan di bidang peternakan di Kecamatan Ampek Angkek.
Penerapan Teknologi Peternakan
Kelompoktani Subur saat ini telah melaksanakan uji coba teknologi peternakan berdasarkan saran dan bimbingan dari Penyuluh Peternakan. Penerapan teknologi peternakan yang dilaksanakan pada kelompoktani adalah penggunaan feed suplement berupa Improlin G dan penggunaan Turbo untuk produktivitas itik.
Improlin G merupakan feed suplement yang berguna meningkatkan efesiensi pakan, meningkatkan nafsu makan, mengurangi tingkat mortalitas dan meningkatkan produktivitas ternak. Pemberian Improlin G diberikan melalui makanan atau melalui minuman. Diberikan sekali sehari pada waktu pagi hari. Sedangkan Turbo berguna sebagai perangsang telur.
Hasilnya, nafsu makan itik naik dan tidak ada makanan yang tersisa. Feces itik yang biasanya encer terlihat agak padat. Ini menandakan penyerapan makanan dalam lambung berjalan dengan baik sehingga tidak ada nutrisi yang terbuang. Hal ini berpengaruh terhadap tingkat produktivitas itik berupa kenaikan bobot badan dan produksi telur. Dengan penerapan teknologi peternakan ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas itik sampai 80 % sehingga dapat memberikan keuntungan yang lebih maksimal.
Saat ini itik anggota kelompok serentak terjadi Molting (gugur bulu), namun berkat pemberian Improlin G tersebut, itik tetap berproduksi walaupun turun daripada biasanya.

Minggu, 06 April 2014

Bank Sampah Ampek Angkek






Bukan suatu kebetulan kalau Kecamatan Ampek Angkek menerima bantuan Bank Sampah dari International Youth Movement On Climate Change yang dihadiri oleh Bapak Roosdinal Emil Salim selaku Direktur Eksekutif. Lokasi Kecamatan Ampek Angkek yang merupakan daerah lintas turut menjadikan kawasan Ampek Angkek menjadi gudang pembuangan sampah.
Beberapa hal menjadi dasar pertimbangan bahwa Kecamatan Ampek Angkek memerlukan Bank Sampah. Penumpukan sampah yang terjadi sepanjang jalan disebabkan oleh masyarakat dalam dan luar Kecamatan Ampek Angkek. Hal ini disebabkan tidak adanya tempat pembuangan sampah di Kecamatan Ampek Angkek. Sampah yang dibuang sepanjang jalan tersebut telah menyebabkan kerusakan dan polusi dan merusak pemandangan. Selain itu sampah tersebut tidak dapat diolah. Atas dasar tersebut, International  Youth Movement On Climate Change bekerjasama dengan Bank BNI dan Universitas Andalas menggagas pembuatan Bank Sampah.
Bapak Prof. Dr Emil Salim, SE,MA selaku Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (WATIMPRES), dalam orasinya di hadapan tokoh masyarakat, petani/kelompoktani Ampek Angkek serta ratusan hadirin menyatakan ada 4 tongkat pembangunan yang dapat dilaksanakan Kecamatan Ampek Angkek:
  1. Estafet pembangunan ke generasi muda
  2. Perubahan
  3. Tidak merusak lingkungan
  4. Kehidupan yang lebih cerah
Beliau menghimbau, agar generasi muda tidak merusak lingkungan dan berpikir positif membangun bangsa. Generasi muda harus kreatif dan berinovasi, apalagi wakil rakyat yang duduk di bangku legislatif, percayakan kepada generasi muda.
Dalam sambutannya Bapak Bupati Agam yang diwakili Asisten II, Ir. Isman Imran menyatakan kagum dengan Kecamatan Ampek Angkek yang berkomitmen membuat dan menjaga taman bunga sepanjang jalan Biaro – Tanjung Alam. Hal ini perlu diapresiasi dan didukung masyarakat supaya tidak lagi membuang sampah sepanjang jalan. Bantuan Bank Sampah ini merupakan langkah maju Kabupaten Agam dalam masalah pengolahan sampah dan kebersihan lingkungan.
Sementara itu tokoh masyarakat, Bapak Aristo Munandar menyatakan masyarakat Ampek Angkek harus memanfaatkan Bank Sampah ini baik. Terkait taman yang ada sepanjang jalan Biaro – Tanjung Alam, taman tersebut merupakan solusi sementara untuk penanganan masalah sampah. Namun seiring dukungan dari masyarakat dan pemerintah, maka taman tersebut akan dijadikan kawasan pertamanan Kecamatan Ampek Angkek.